PERBEDAAN ANTARA COPY WRITING DAN CONTENT WRITING
Semakin
berkembangnya teknologi membuat jenis pekerjaan kini makin beragam. Terutama di
bidang industri kreatif yang tidak hanya menuntut untuk menghasilkan
konten-konten menarik tetapi juga berkualitas, demi kemajuan dan peningkatan
suatu bisnis atau instansi yang menggunakan dua posisi pekerjaan ini, baik
dalam bentuk teks atau tulisan maupun visual. Dalam kepenulisan misalnya, kita
mengenal profesi Content Writer dan Copywriter. Tapi percayakah anda
bahwa tidak semua orang tahu bahwa kedua pekerjaan ini berbeda?
Meski
sama-sama berhubungan dengan tulis-menulis, namun sebenarnya Content
Writer dan Copywriter adalah dua profesi yang berbeda, seperti
dua sisi pada satu koin. Hal yang paling mudah dan sederhana untuk menguji
pernyataan ini bisa dimulai dengan membuka portal atau website penyedia
lowongan kerja. Di sana, kita bisa menemukan perbedaan pada deskripsi pekerjaan
untuk masing-masing keduanya.
Perbedaan
antara Content Writer dan Copywriter. bisa dilihat dari tiga
aspek, yakni: gaya tulisan, media yang digunakan, dan tujuannya. Untuk
mengetahui perbedaan lebih jelas antara Content Writer dan Copywriter mari
kita bahas satu persatu dari ketiga aspek tersebut.
1.Berbeda tujuan antara conten writing
dengan copy writing
Tugas
seorang content writing ialah membuat konten tulisan atau artikel yang relevan
sesuai isu atau tema yang diminta. Artikel yang dibuat harus bersifat
informatif, edukatif dan engaging. Maka dari itu, Content Writer memiliki
tanggung jawab untuk meningkatkan pengunjung blog atau website,
artinya pembaca betah berlama-lama membaca artikel yang dimuat melalui tulisan
yang menarik.
Sedangkan tugas
dari copy writing kaitannya dengan pemasaran sehingga tulisannya bersifat
komersial, yang mana harus bisa membangun suatu tindakan langsung (direct
action) dari pembacanya, seperti melakukan pembelian atau terlibat dengan campaign yang
berkaitan dengan produk atau jasa dari perusahaan. Dengan demikian, Copywriter bekerja
untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa kepada konsumen yang tidak lain
adalah pembaca.
2.Gaya Tulisan
Bentuk
tulisan panjang dan detail adalah ciri khas pekerjaan seorang Content
Writer. Konten yang dibuat mengacu pada pada rumus 5W + 1H yang biasa
digunakan dalam dalam kaidah penulisan jurnalistik. Beberapa kemampuan seperti
kreatif, berwawasan luas serta kemampuan dalam melakukan riset harus dimiliki
oleh seorang Content Writer. Riset di sini penting untuk mengembangkan
konten tulisan yang dibuatnya. Riset bisa dilakukan dengan beberapa cara, baik
dengan data atau pun wawancara.
Sedangkan Copywriter sebaliknya,
bentuk tulisan pendek adalah salah satu ciri khasnya, seperti headline, tagline, dan
slogan. Kemampuan seorang Copywriter harus pintar memainkan kata-kata
untuk menarik dan mempromosikan sebuah produk atau jasa kepada konsumen. Kamu
pasti tidak asing dan akrab dengan kata-kata ini: ‘I’m lovin’ it’, ‘now
everyone can fly’, Traveloka dulu, jalan-jalan kemudian’, atau ‘Indomie
seleraku’. Beberapa contoh tersebut merupakan hasil karya seorang Copywriter.
3.Media yang Digunakan
Tulisan
seorang Content Writer dipublikasikan melalui media yang bisa dibaca
dalam waktu lama, santai atau bahkan bisa dibaca di lain waktu. Contohnya
tulisan pada blog atau website.
Berbeda
dengan Copywriter, media yang digunakan biasanya adalah billboard, poster, web
banner, social media ads, social campaign, email campaign,
katalog produk dan lainnya, di mana pembaca hanya memiliki waktu yang singkat
untuk membaca tulisan tersebut. Namun tidak hanya dalam bentuk tulisan, kamu
bisa juga bisa melihat hasil karya seorang Copywriter di iklan tv,
radio atau media sosial.
Perbedaan
paling dasar antara keduanya, Content Writer menulis dengan riset
mengenai isu dan tema, sementara Copywriter meriset solusi untuk
ditawarkan ke pembaca terkait produk atau jasa. Jika seorang Content
Writer harus menulis dengan informatif, maka seorang Copywriter menulis
dengan persuasif. Tetapi apabila dalam strategi marketing, seorang Content
Writer juga bisa membuat konten tulisan yang persuasif dengan tujuan untuk
membangun kepercayaan pembaca (branding) sebelum pembaca memutuskan suatu
tindakan selanjutnya.